Apakah kamu tahu tentang shalat witir? Itu lho,
sholat yang biasanya dikerjakan setelah kita shalat tarawih. Jumlah rakaatnya
biasanya ganjil, tapi umumnya kalau nggak satu ya tiga rakaat.
Witir sendiri menurut bahasa berarti ganjil, seperti
yang dapat kita ketahui dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya Allah itu Witr dan menyukai yang witr
(ganjil).” (HR. Bukhari no. 6410dan Muslim no. 2677)
Kalau witir tadi berarti ganjil, shalat witir
memiliki makna shalat yang dikerjakan antara isya’ dan terbitnya fajar. Maksud
dari fajar di sini adalah shalat subuh. Shalat witir juga merupakan penutup
dari shalat malam.
Shalat witir merupakan shalat sunnah yang hukumnya
sunnah muakkad, atau sunnah yang sangat dianjurkan. Jadi sebenarnya kita itu
sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir ini.
1.
Shalat Witir, Apakah 3 atau 1 Rakaat?
Kadang ada pertanyaan tentang jumlah rakaat yang harus
dikerjakan ketika kita melakukan shalat witir. Sebenarnya shalat witir ini
tidaklah memiliki jumlah rakaat tertenu, tetapi kamu bisa melakukan shalat ini
dengan jumlah rakaat terkecil adalah satu rakaat. Seperti sabda dari Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Shalat Witir adalah hak atas setiap Muslim.
Barangsiapa yang ingin berwitir dengan lima raka’at, maka lakukanlah;
barangsiapa yang ingin berwitir dengan tiga raka’at, maka lakukanlah; dan
barangsiapa yang ingin berwitir dengan satu raka’at, maka lakukanlah.” (HR. Abu
Dawud No. 1422, an-Nasa-iIII/238-239, dan Ibnu Majah No. 1190)
Meurut hadits di atas, kita bisa melaksanakan shalat
witir dengan satu ataupun tiga rakaat. Untuk witir dengan satu rakaat, ada
hadits lain yang dapat menguatkan pendapat tersebut.
“Shalat Witir itu satu raka’at di akhir malam.” (HR.
Muslim dalam kitab Shalaatul Musaafiriin, bab Shalaatil Laili Matsna Matsna wal
Witru Rak’atan min Akhiiril Lail, No. 752)
“Shalat malam itu 2 rakaat salam, 2 rakaat salam.
Apabila kalian khawatir masuk subuh, hendaknya dia shalat satu rakaat sebagai
witir dari shalat malam yang telah dia kerjakan.” (HR. Bukhari 990 dan Muslim
749)
Untuk yang mengerjakan witir sebanyak tiga rakaat,
hal tersebut juga ada dalil yang mendasarinya. Seperti yang terdapat dalam
sebuah hadits, dari Abu Ayyub Al Anshori, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang suka lakukan witir tiga rakaat, maka
lakukanlah.” (HR. Abu Daud no. 1422 dan An Nasai no. 1712. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih)
Atau dalam hadits lain, dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada
raka’at terakhir.” (HR. Al Baihaqi 3: 28)
2.
Keutamaan Mengerjakan Shalat Witir
Jika kita melaksanakan shalat witir, maka akan ada
banyak keutamaan yang didapatkan. Dalil paling kuat yang menjadikan shalat
witir ini keutamaannya besar adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak pernah meninggalkannya. Walaupun saat itu Beliau sedang berada di
rumah atau sedang dalam perjalanan. Berikut ini dalil tentang petingnya
mengerjakan shalat witir.
Dari Abu Bashrah al-Ghifari radhiyallahu anhu, dia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memberi kalian tambahan shalat, yaitu shalat Witir, maka shalat Witirlah kalian
antara waktu shalat ‘Isya’ hingga shalat Shubuh.’” (HR. Ahmad No.6880)
Selain hadits di atas, ada satu hadits yang
menyebutkan bahwa Allah telah memberi kita tambahan shalat dan memerintahkan
untuk memelihara shalat tersebut. Seperti yang tertulis dalam hadits tersebut,
dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memberi kalian tambahan shalat, maka peliharalah dia, yaitu shalat Witir.” (HR.
Ahmad No. 6654)
“Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan
shalat Witir.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Liyaj’al Aakhira
Shalaatihi Witra, No. 998)
Witir juga merupakan wasiat yang ditinggalkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau meninggalkan tiga perkara, dan
tiga perkara itu tidak pernah ditinggalkannya sampai Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam wafat.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Kekasihku
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak
akan aku tinggalkan hingga aku wafat; berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha
dan tidur setelah shalat Witir.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tahajjud, bab
Shalaatudh Dhuha fil Hadhar, No. 1178)
Selain itu, ada juga hadits yang menyebutkan bahwa
Allah itu ganjil dan Allah menyukai orang yang menjalankan shalat witir. Dari
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai
orang-orang yang melakukan shalat Witir, maka shalat Witirlah, wahai para ahli
al-Qur-an.” (HR. Abu Dawud dalam kitab ash-Shalaah bab Istihbaabil Witr, No.
1416)
3.
Waktu dan Tata Cara Shalat Witir
Shalat witir ini waktunya adalah setelah isya’
sampai subuh. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits.
Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa Ibnu Mas’ud berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Witir pada awal
malam, pertengahan dan akhir malam.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, dengan sanad
hasan, No. 16623)
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata,
“Setiap malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Witir,
sejak awal malam, pertengahan dan akhir malam, dan shalat Witirnya ini berakhir
hingga waktu sahur.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Saa’aatil Witr,
No. 996)
Walaupun kita dapat mengerjakan witir sepanjang
malam dari setelah isya’ sampai subuh, tapi tentu ada waktu utama untuk kita
melaksanakannya. Waktu paling utama mengerjakan shalat witir adalah dengan
mengakhirkan pelaksanaannya sampai akhir malam.
Hal tersebut diperuntukkan bagi yang yakin bahwa dia
akan bangun di akhir malam, seperti yang dituliskan dalam sebuah hadits dari
Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
‘Barangsiapa yang khawatir tidak bangun pada akhir
malam, maka hendaklah dia me-lakukan shalat Witir pada awal malam. Dan
barangsiapa yang bersikeras untuk bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia
melakukan shalat Witir pada akhir malam, karena shalat di akhir malam itu
disaksikan (oleh para Malaikat), dan hal itu adalah lebih utama.’” (HR. Muslim
dalam kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Man Khaafa an Laa Yaquuma min Aakhiril
Laili fal Yuutir Awwa-lahu, No. 755)
Sedangkan untuk tata caranya, shalat witir ini dapat
dikerjakan satu rakaat, tiga rakaat, atau bahkan lebih. Seperti dalam hadits
yang sudah disebutkan sebelumnya, kita bisa melaksanakan shalat witir dengan
satu rakaat.
Kamu juga bisa melaksanakan tiga rakaat dengan
formasi 2-1, dua rakaat salam dan satu rakaat salam. Atau bisa juga dengan tiga
rakaat salam. Seperti yang telah disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah, ia
berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di
dalam kamar ketika saya berada di rumah dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
memisah antara raka’at yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami.” (HR. Ahmad 6:
83. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Nafi’, ia berkata mengenai shalat witir dari
Ibnu ‘Umar,
“Ibnu ‘Umar biasa mengucapkan salam ketika satu
rakaat dan dua rakaat saat witir sampai ia memerintah untuk sebagian hajatnya.”
(HR. Bukhari no. 991)
Hadits lain yang menyebutkan bahwa kita boleh
melaksanakan witir dengan tiga rakaat sekaligus adalah dari Abu Ayyub Al
Anshori, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang suka lakukan witir tiga rakaat, maka
lakukanlah.” (HR. Abu Daud no. 1422 dan An Nasai no. 1712. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ada hadits lain dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada
raka’at terakhir.” (HR. Al Baihaqi 3: 28)
Jika kamu ingin melakukan witir dengan tiga rakaat
sekaligus, janganlah seperti shalat magrib, yaitu dengan duduk tasyahud awal
terlebih dahulu. Tetapi lakukanlah tanpa duduk tasyahud awal, jadi kita
langsung mengerjakan tiga rakaat sekaligus.
4.
Witir Sebagai Penutup Shalat Malam
Setelah mempelajari banyak hal tentang shalat witir,
tentu kita jadi mengetahui banyak hal tentang shalat sunnah yang sangat
dianjurkan ini. Shalat witir merupakan shalat yang dilakukan pada malam hari
sebagai penutup.
“Jadikanlah penutup shalat malam kalian adalah
shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan
Muslim no. 751)
No comments:
Post a Comment